Kewiraswastaan dan Perusahaan Kecil
a.
Kewiraswastaan,
Wiraswasta, dan Wiraswastawan
Pengertian
Kewiraswastaan
adalah suatu profesi yang timbul karena interaksi antara ilmu pengetahuan yang
diperoleh dari pendidikan formal dengan seni yang hanya dapat diperoleh dari suatu rangkaian kerja yang diberikan
dalam praktik.
Wiraswasta
adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan
bisnis, mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil
keuntungan darinya serta mengambil tindakan yang tepat, guna memastikan
kesuksesan.
Kewiraswastawan
adalah semangat, perilaku dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif
terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau pelayanan yang
baik pada masyarakat, dengan selalu mencari pelanggan lebih banyak dan melayani
pelanggan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih
bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian
mengambil resiko, kreatifitas dan inovasi serta kemampuan manajemen.
Unsur-unsur Penting
Wiraswasta
Dalam
wiraswasta ada beberapa unsur penting yang satu salma lainnya saling terkait.
Unsur-unsur tersbut adalah :
·
Unsur pengetahuan
Mencirikan
tingkat penalaran yang dimiliki seseorang. Pada umumnya unsur pengetahuan
banyak ditentukan oleh tingkat pendidikan orang bersangkutan.
·
Unsur keterampilan
Pada umumnya diperoleh melalui latihan dan pengalaman kerja nyata.
Wiraswastawan yang dilengkapi keterampilan tinggi akan mempunyai keberhasilan
yang lebih tinggi.
·
Unsur kewaspadaan
Merupakan paduan unsur pengetahuan dan sikap mental dalam menghadapi
keadaan yang akan datang. Kewaspadaan berkaitan dengan pemikiran atau rencana
tindakan untuk menghadapi sesuatu yang mungkin terjadi atau diduga yang akan
dialami.
b.
Perusahaan Kecil dalam
Lingkungan Perusahaan
Perusahaan
kecil memegang peranan penting dala komunitas perusahaan swasta. Pengalaman di
beberapa Negara maju (Amerika, Inggris, Jepang, dan sebagainya) menunjukka
bahwa komunitas perusahaan kecil memberikan kontribusi yang perlu
diperhitungkan di bidang produksi, pajak, penyedia lapangan kerja, dan lain
sebagainnya. Seringkali dari perusahaan kecil muncul gagasan-gagasan baru yang
merupakan terobosan penting dala kondisi perekonomian yang tidak menguntungkan.
Perusahaan yang sekarang ini telah besar, seperti General Elektrik, IBM, PT
ASTRA International, dan lain-lain, yang pada mulanya adalah perusahaan kecil.
Dengan kiat-kiat tertentu dari pelaku bisnis, perusahaan kecil dapat berkembang
dengan pesat menjadi perusahaan raksasa.
Ciri-ciri perusahaan kecil
Secara umum perusahaan kecil mengacu pada ciri-ciri
berikut :
·
Manajemen berdiri sendiri. Biasanya para manajer
perusahaan adalah pemiliknya juga, dengan predikat yang disandang mereka
memiliki kebebasan untuk bertindak dan mengambil keputusan.
·
Investasi modal terbatas. Pada umumnya modal
perusahaan kecil disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik,
karena jumlah modal yang diperlukan relative kecil.
·
Daerah operasinya local. Dalam hal ini majikan dan
karyawan tinggal dalam suatu lingkungan yang berdekatan dengan letak
perusahaan.
Ukuran secara keseluruhan relative kecil (
penyelenggara di bidang operasinya tidak dominant)
Cara memasuki usaha kecil :
·
Anak-anak biasanya mengambil bisnis keluarga
·
Beberapa orang memilih bisnis yang sudah mapan
·
Memulai suatu usaha yang baru
·
Ada beberapa area ekonomi yang biasanya menjadi
konsentrasi usaha kecil, yaitu :
·
Manufaktur. Bisnis manufaktur meliputi bahan baku
manjadi produk yang dibutuhkan oleh masyarakat, oleh karena itu pemilik harus
memahami produksi dan pemasaran dan bagaimana bisnis-bisnis ini berfungsi
saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
·
Jasa. Jasa merupakan produk yang tidak dapat diraba
secara fisik tidak dapat dimiliki dan yang meliputi kinerja atau karya.
·
Grosir. Grosir meliputi penjualan ke penjual yang
lain, seperti pengecer.
·
Pengecer. Pengecer merupakan pedagang yang menjual
barang-barang kepada konsumen akhir.
·
Usaha kecil memiliki beberapa keunggulan komparatif,
yaitu :
·
Usaha kecil beroperasi menebar diseluruh pelosok
dengan berbagai ragam bidang usaha.
·
Usaha kecil beroperasi dengan investasi modal untuk
aktiva tetap pada tingkat yang rendah.
·
Sebagian besar usaha kecil dapat dikatakan padat
karya yang disebabkan pengguna tekhnologi sederhana.
c. Perkembangan
Franchising di Indonesia
Waralaba(franchising)
adalah hak-hak untuk menjual suatu produk atau jasa maupun layanan. Sedangkan
menurut versi pemerintah Indonesia, yang dimaksud dengan waralaba adalah
perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak memanfaatkan dan atau
menggunakan hak dari kekayaan intelektual (HAKI) atau pertemuan dari ciri khas
usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan
yang ditetapkan oleh pihak lain tersebut dalam rangka penyediaan dan atau
penjualan barang dan jasa.
Sedangkan menurut Asosiasi
Franchise Indonesia, yang dimaksud dengan Waralaba ialah:
Suatu sistem
pendistribusian barang atau jasa kepada pelanggan akhir, dimana pemilik merek
(franchisor) memberikan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksanakan
bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara-cara yang telah ditetapkan
sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.
Kiat-kiat Memililh Usaha
dengan Cara Waralaba (Franchising)
18 tips berikut ini bisa
anda jadikan pedoman awal dalam memilih sebuah usaha waralaba:
1. Jangan mudah percaya
dengan brosur, lebih-lebih kepada calo franchise.
Informasi sepihak dari
franchisor biasanya bias dan cenderung subjektif. Jangan pertaruhkan uang,
hidup, reputasi dan masa depan anda. Carilah konsultan yang atahu tentang usaha
waralaba ayang bisa anda percaya dan anda andalkan.
2. Jangan ingin cepat
kaya.
Tidak ada sesuatu yang
instan. Begitu juga jika anda memilih membeli sebuah usaha waralaba. Tidak ada
jaminan bahwa usaha anda akan cepat sukses. Semua bisnis butuh kesabaran untuk
sukses, tak terkecuali franchise. Reputasi sebuah usaha waralaba dengan
pengendalian sistem yang bagus pada akhirnya kembali pada kemauan dan kemampuan
anda dalam menjalankannya. Semuanya butuh waktu.
3. Jangan memilih
franchise hanya karena harganya murah.
Anda tahu, franchisor
membutuhkan investasi besar untuk membangun bisnisnya? Oleh karena itu, mereka
menuntut pengembalian investasi bisnisnya melalui fee dan royalty. Jadi, jangan
pernah anda memilih sebuah usaha waralaba karena harganya yang murah.
4. Tentukan tujuan anda
memasuki bisnis franchise.
Tujuan adalah hal yang
sangat penting dalam bisnis. Setiap orang mempunyai tujuan yang berbeda. Ada
yang ingin mencoba bisnis baru. Ada yang ingin merintis usaha yang nantinya
dapat membuat ia bisa berhenti dari pekerjaannya. Atau ada yang memang ingin
menjadi seorang entrepreneur. Apapun tujuan anda, tentukanlah. Tapi yang
terpenting adalah, jangan mempunyai tujuan semata-mata karena uang. Ini tidak
seperti anda bekerja dan mendapatkan gaji tiap bulannya.
5. Perhatikan tingkat
risiko yang ada.
Membeli usaha waralaba
tidak sama dengan membeli produk yang anda sukai. Membeli franchise adalah
membeli bisnis, dan tentunya ada resikonya. Waralaba baru dengan wilayah baru
tentu mengandung resiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan usaha waralaba
yang telah mapan. Cari tahu berapa persen orang yang membeli usaha waralaba
tersebut yang gagal setiap tahunnya.
Jika mencapai 20%, kemungkinan besar ada sesuatu yang salah.
6. Hati-hati dengan faktor
subyektivitas dan emosional.
Jangan memilih usaha
waralaba hanya karena faktor emosional. Misalnya karena anda menyukai burger,
anda lantas buru-buru membeli franchise-nya dengan mengabaikan kondisi industri
jenis makanan ini.
7. Hindari franchisor yang
hanya memiliki satu produk.
Ketergantungan pada satu
produk sangat riskan, mengingat tingginya persaingan bisnis.
8. Hindari franchise yang
membutuhkan banyak karyawan.
Bisnis yang membutuhkan
banyak karyawan sangat berpontensi memakan biaya produksi dan biaya tetap yang
semakin besar. Kemungkinan kesalahan manusianya (human error) pun lebih besar.
Pilihlah sistem yang sudah menggunakan mesin atau terkomputerisasi.
9. Hindari franchisor yang
terjerat masalah hukum.
Selidiki terlebih dahulu
reputasi franchisor. Masalah hukum apa saja yang pernah menimpanya dan adakah
kasus hukum yang sekarang sedang ia hadapi.
10. Selidiki berapa banyak
franchisee yang gagal.
Semakin banyak franchisee
yang gagal atau semakin banyak cabang usaha yang tutup menunjukkan usaha
waralaba tersebut belum teruji.
11. Pelajari dukungan
promosi franchisor.
Sebagai franchisee, anda
akan dikenakan royalti. Oleh karena itu anda berhak atas dukungan promosi,
seperti nation advertising (paket promosi global di seluruh wilayah). Anda
harus tanyakan kepada franchisor apakah mereka menyediakan anggaran untuk hal
ini, karena pada dasarnya mereka harus menyediakan fasilitas tersebut.
12. Kunjungi beberapa
franchisor sebagai perbandingan.
Kunjungi beberapa
franchisor untuk mendapatkan sejumlah dokumen, formulir lamaran, bertanya
langsung kepada owner atau pimpinan sambil melihat-lihat fasilitas yang
dimiliki oleh perusahaan. Jika anda sudah berkeluarga, usahakan untuk mengajak
pasangan anda agar anda dapat mendiskusikan hasil kunjungan itu. Dan perlu anda
ketahui, pada saat yang sama franchisor juga menilai kelayakan anda sebagai
calon franchisee.
13. Pelajari dokumen dan
informasi yang sudah diperoleh.
Dokumen yang dapat anda
minta saat kunjungan di antaranya adalah formulir penawaran (promosi dan
tawaran franchisee), perjanjian franchisee (kontrak yang berisi rincian
ketentuan kerjasama) dan formulir lamaran (berisi data pribadi, pendidikan,
pengalaman sebelumnya, kesehatan, dll). Dokumen tersebut harus dianalisis
secara serius agar anda mendapatkan gambaran dan proyeksi yang benar.
14. Mengunjungi atau
bertukar pikiran dengan franchisee lain.
Pendapat dan pengalaman
franchisee lain tentang franchisor yang menjadi target anda sangatlah berharga.
Cari mereka dan ajaklah untuk sharing.
Ada satu cara yang cukup
mudah untuk menggali informasi dari franchisee lain, yaitu berbelanja atau
menggunakan jasa salah satu outlet mereka. Kemudian anda bisa ajukan beberapa
pertanyaan seperti :
sudah berapa lama menjadi
franchisee?
apa saja yang telah
diberikan oleh franchisor?
bagaimana hubungannya
selama ini, apa kelebihan dan kekurangannya?
bagaimana kinerja
penjualan outletnya?
apakah sudah balik modal?
berapa margin keuntungannya?
apa sarannya pada orang
yang akan bergabung dengan merek ini, dan sebagainya.
15. Pelajari laporan
keuangan franchisor.
Franchisor yang baik dan
profesional biasanya terbuka dengan laporan keuangannya. Di negara-negara maju,
hal ini sudah menjadi tuntutan sesuai dengan peraturan pemerintah atau
undang-undang yang berlaku. Keterbukaan informasi keuangan akan sangat membantu
calon franchisee untuk menilai kesehatan perusahaan dan seberapa besar
resikonya. Sebaliknya, franchisor yang tertutup menunjukan bahwa ada sesuatu
yang tidak beres dengan kondisi usahanya, anda patut curiga.
16. Bandingkan tingkat
penghasilan yang akan anda peroleh dengan penghasilan deposito.
Franchise bukanlah
investasi yang bebas risiko. Kemungkinan gagalnya tetap ada, meskipun tidak
sebesar bisnis baru. Oleh karenanya, penghasilan yang diperoleh
setidak-tidaknya harus mencapai dua kali penghasilan bebas resiko. Jadi jika
penghasilan deposito sekitar 10%, itu berarti return on investment yang dapat
anda harapkan minimal sebesar 20%.
17. Pertimbangkan besarnya
franchisee fee dan royalty.
Besarnya franchisee fee
cukup beragam bergantung dai investasi awal yang diperlukan, sistem, teknologi
yang dikembangkan, ataupun jenis bisnisnya (jasa atau manufaktur). Biasanya
semakin tinggi nilai investasi sebuah gerai franchise, semakin rendah
franchisee fee-nya. Hal ini dimaksudkan agar franchisor tidak membebani
investor yang ingin membeli franchise.
Franchisee fee juga
tergantung pada jenis bisnisnya. Franchise di bidang jasa seperti salon, agen
properti, dan lain-lain, biasanya lebih besar, yakni sekitar setengah persen
atau lebih dari nilai investasinya. Bidang jasa bukanlah bisnis padat modal
yang membutuhkan pabrik, tanah, atau gedung, sehingga franchise fee-nya lebih
tinggi.
18. Segera action!
Untuk tips yang terakhir
ini sangat klise, tetapi banyak yang tidak melakukannya. Penyebab utamanya
adalah takut untuk mencoba, malas, menganggap sepele atau sering menunda-nunda.
Padahal tips yang satu ini
merupakan tips yang terpenting dari tips memilih franchise yang lainnya. Karena
tanpa anda bertindak, semua tips yang telah anda dapatkan menjadi sia-sia.
Jenis-jenis usaha yang
potensial diwaralabakan
·
Produk
dan jasa otomotif
·
Bantuan
dan jasa bisnis
·
Produk
dan jasa kontruksi, perawatan dan perbaikan rumah, jasa AC
·
Jasa
pendidikan
·
Rekreasi
dan hiburan
·
Fastfood
dan take away (makanan siap saji)
·
Stan
makanan/food stalls
·
Perawatan
kesehatan, medis, dan kecantikan
·
Jasa
membersihkan karpet, kebersihan rumah, perawatan, perbaikan furniture dan barang-barang
manufaktur
·
Eceran/retailing
d. Ciri-Ciri Perusahaan Kecil
·
Manajemen
berdiri sendiri
·
Modal
disediakan oleh seorang pemililk atau sekelompok kecil
·
Daerah
operasinya lokal
·
Ukuran
dalam keseluruhan relative kecil
Kekuatan dan kelemahan
perusahaan kecil
Kekuatan/kelebihan
perusahaan kecil
a. Banyaknya produk-produk tertentu
yang dikerjakan oleh perusahaan kecil. Perusahaan besar dan menengah banyak
ketergantungan kepada perusahaan kecil, karena jika hanya dikerjakan perusahaan
besar dan menengah, marginnya menjadi tidak ekonomis.
b. Merupakan pemerataan
konsentrasi dari kekuatan-kekuatan ekonomi dalam masyarakat.
Secara umum perusahaan
dalam skala kecil baik usaha perseorangan maupun persekutuan (kerja sama)
memiliki kelebihan dan daya tarik. Kelebihan dan daya tarik tersebut adalah
sebagai berikut.
a. Pemilik merangkap manajer
perusahaan dan merangkap semua fungsi manajerial seperti marketing, finance,
dan administrasi.
b. Dalam pengelolaannya
mungkin tidak memiliki keahlian manajerial yang handal.
c. Sebagian besar membuat
lapangan pekerjaan baru, inovasi, sumber daya baru serta barang dan jasa-jasa
baru.
d. Risiko usaha menjadi beban
pemilik.
e. Pertumbuhannya lambat,
tidak teratur, tetapi kadang-kadang terlalu cepat dan bahkan prematur.
f.
Fleksibel
terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun tidak memiliki rencana jangka
panjang.
g. Bebas menentukan harga
produksi atas barang dan jasa.
h. Prosedur hukumnya
sederhana.
i.
Pajak
relatif ringan, karena yang dikenakan pajak adalah pribadi/pengusaha, bukan
perusahaannya.
j.
Komunikasi
dengan pihak luar bersifat pribadi.
k. Mudah dalam proses pendiriannya.
l.
Mudah dibubarkan setiap saat jika dikehendaki.
m. Pemilik mengelola secara
mandiri dan bebas waktu.
n. Pemilik menerima seluruh
laba.
o. Umumnya mampu untuk
survive.
p. Cocok untuk mengelola
produk, jasa, atau proyek perintisan yang sama sekali baru, atau belum pernah
ada yang mencobanya, sehingga memiliki sedikit pesaing.
q. Memberikan peluang dan
kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah demi berkembangnya usaha
kecil.
r. Diversifikasi usaha
terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa tergali melalui
kreativitas pengelola.
s. Relatif tidak membutuhkan
investasi terlalu besar, tenaga kerja tidak berpendidikan tinggi, dan sarana
produksi lainnya relatif tidak terlalu mahal.
t.
Mempunyai ketergantungan secara moril dan
semangat usaha dengan pengusaha kecil lainnya.
Kelemahan
perusahaan kecil
Kelemahan
dan hambatan dalam pengelolaan usaha kecil umumnya berkaitan dengan faktor
intern dari usaha kecil itu sendiri. Kelemahan dan hambatan-hambatan tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Terlalu banyak biaya yang
dikeluarkan, utang yang tidak bermanfaat, tidak mematuhi ketentuan pembukuan
standar.
b. Pembagian kerja yang tidak
proporsional, dan karyawan sering bekerja di luar batas jam kerja standar.
c. Tidak mengetahui secara
tepat berapa kebutuhan modal kerja karena tidak adanya perencanaan kas.
d. Persediaan barang terlalu banyak sehingga
beberapa jenis barang ada yang kurang laku.
e. Sering terjadi
mist-manajemen dan ketidakpedulian pengelolaan terhadap prinsip-prinsip
manajerial.
f.
Sumber
modal yang terbatas pada kemampuan pemilik.
g. Perencanaan dan program
pengendalian sering tidak ada atau belum pernah merumuskan.
Adapun
yang menyangkut faktor ekstern antara lain:
a. Risiko dan utang-utang
kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadi pemilik.
b. Sering kekurangan informasi
bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan ambisi pengelola, serta lemah dalam
promosi.
c. Tidak pernah melakukan studi kelayakan,
penelitian pasar, dan analisis perputaran uang tunai.
Keuntungan
Perusahaan Kecil
Kebebasan dalam bertindak
mengacu pada fleksibilitas gerak perusahaan dan kecepatannya dalam
mengantisipasi perubahan tuntutan pasar. Hal ini lebih memungkinkan dalam
perusahaan kecil karena ruang lingkup layanan perusahaan relative kecil,
sehingga penyesuaian terhadap adopsi teknologi yang sesuai dengan kebutuhan
pasar dapat dilaksanakan dengan cepat.Penyesuaian dengan kebutuhan setempat
dapat berjalan lebih baikterutama karena dekatnya perusahaan dengan masyarakat
setempat, keeratan hubungan dengan pelanggan, serta fleksibilitas penyesuaian
volume usaha dalam kaitannya dengan tuntutan perubahan selera pelanggan.
Kelemahan
Perusahaan Kecil
Kelemahan Usaha Kecil dan
Menengah yaitu masih terbatasnya kemampuan sumber daya manusia ; Kendala
pemasaran produk sebagian besar pengusaha Usaha Kecil dan Menengah Industri –
Dagang lebih memperioritaskan pada aspek produksi sedangkan fungsi-fungsi
pemasaran kurang mampu dalam mengaseskannya, khususnya dalam informasi pasar
dan jaringan pasar, sehingga sebagian besar hanya berfungsi sebagai tukang saja
; Kecenderungan konsumen yang belum mempercayai mutu produk Usaha Kecil dan
Menengah Industri – Dagang; Kendala permodalan usaha sebagian besar Usaha Kecil
dan Menengah Industri – Dagang memanfaatkan modal sendiri dalam jumlah yang
relatif kecil. Disamping itu mereka menjual produknya secara pesanan dan banyak
terjadi penundaan pembayaran.
Cara-cara
Mengembangkan Perusahaan Kecil
· Mengenal faktor eksternal usaha kecil
Selanjutnya setelah
memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas, perlu dipertimbangkan beberapa
faktor eksternal atau faktor lingkungan bisnis yang ditekuni. Pemetaan kondisi
ini akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan pesaing kita, sekaligus melihat
aspek mana yang bisa dijadikan sebagai keunggulan bersaing. Kebijakan dan
aturan pemerintah juga perlu menjadi pertimbangan dalam membangun strategi
pemasaran. Faktor eksternal menjadi hal yang penting untuk dipertimbangkan
dalam menentukan strategi pemasaran karena banyak hal diluar diri kita akan
berpengaruh terhadap pemasaran yang dilakukan.
· Memahami Pelanggan
Konsumen atau pelanggan
adalah basis atau target dari produk kita, maka memahami konsumen atau
pelanggan menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Pemahaman tentang konsumen,
nilai-nilai yang mereka anut, dan nilai tambah seperti apa yang diinginkan
mereka akan sangat membantu perusahaan dalam mendisain produk dan jasa yang
dibutuhkan. Untuk memahami pelanggan perlu dilakukan riset pemasaran. Riset
pemasaran merupakan bagian dari strategi pemasaran yang dilakukan dengan cara survey atau wawancara dengan
calon-calon konsumen mengenai apa harapan dan keinginan mereka tentang
perusahaan, merupakan salah satu cara memahami pelanggan.
· Menentukan Target Pasar
Menentukan target
pasar yang sudah tertentu merupakan
strategi pemasaran agar tidak salah menjual produk pada orang yang tidak
tepat. Salah satu permasalahan usaha
kecil adalah kesulitan untuk untuk menentukan segmen pasar dari hasil
produknya, apakah diperuntukkan bagi masyarakat kelas menengah atas atau untuk
menengah bawah. Bisnis Usaha kecil sejak awal harus menentukan bisnisnya
diarahkan untuk kelas mana. Dengan menentukan target pasar yang dituju,
perusahaan bisa memberikan satu nilai tambah yang menjadi pembeda dibandingkan
dengan para pesaingnya. Nilai tambah inilah yang disebut sebagai differensiasi.
Dengan differensiasi yang kuat, bisa menjadi senjata dalam menghadapi berbagai
persaingan.
· Menganalisa Faktor Internal Usaha Kecil
Setelah peta kondisi
eksternal sudah diperoleh , langkah selanjutnya adalah memikirkan kondisi
internal sebuah usaha, strategi apa yang akan dilakukan untuk mengelola
perusahaan. Pola pengelolaan strategi internal ini, dalam ilmu pemasaran sering
disebut sebagai strategi 4 P yaitu mengelola produk, harga, saluran distribusi
dan promosi (product, price, place of distrbution, promotion).
· Menawarkan Produk Yang sesuai dengan
Kebutuhan Pelanggan
Salah satu kunci membangun
strategi pemasaran adalah menawarkan produk yang sesuai dengan kebutuhan
pelanggan. Sebagus apapun produk yang ditawarkan jika tidak sesuai dengan
kebutuha pelanggan akan ditolak.
Produk-produk perusahaan bisa dibagi menjadi dua bagian, yaitu produk
utama dan produk pendukung. Produk utama adalah kegiatan belajar mengajar
dengan segala prosesnya. Karena bukan barang jadi, proses kegiatan belajar
mengajar adalah produk utama yang melibatkan emosi dan perasaan dari peserta
didik sebagai konsumen. Karena itu, agar produk utama ini baik harus diciptakan
pengalaman belajar mengajar yang menyenangkan.
Perusahaan harus
menentukan produk apa yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Survey kebutuhan
pelanggan perlu dilakukan agar produk yang diberikan sesuai dengan pilihan
mereka.
· Menentukan Harga Produk
Setelah menentukan produk
apa yang ingin ditawarkan, selanjutnya adalah menentukan berapa harga yang
harus dibayar oleh konsumen. Harga menjadi sesuatu yang cukup sensitif bagi pelanggan, salah satu yang menjadi
pertimbangan dalam membangun strategi pemasaran adalah menentukan harga yang pas.
Prinsip utama dalam menentukan harga adalah menghitung keseluruhan biaya yang
diperlukan. Dari situ, tinggal ditambahkan berapa persen laba yang ingin
diperoleh untuk kepentingan pengembangan dan penghitungan berapa tahun akan
balik modal.
Dalam hal distribusi,
perlu juga dipikirkan bagaimana produk yang kita buat akan sampai kepada
konsumen. Perlu dipikirkan apakah produk kita jual secara langsung atau
dipercayakan kepada distributor dan agen untuk penyebarannya. Yang penting
adalah bagaimana produk tersebut bisa sampai ke tangan konsumen.
· Promosi Produk
Salah satu faktor yang
penting dalam pemasaran sebagai P yang terakhir dari 4P yaitu promosi. Promosi
adalah usaha-usaha sadar untuk melakukan sosialisasi, penerangan, dan
pemberitahuan kepada masyarakat tentang berbagai informasi, yang biasanya
mengenai berbagai produk yang ditawarkan. Aktivitas promosi melibatkan berbagai
bentuk dan variasi yang sangat beragam. Tinggal bagaimana para pengelola
melakukan berbagai promosi kreatif sesuai dengan kebutuhan dan anggaran promosi
yang disediakan. Membuat kemasan produk yang baik dan menarik merupakan salag
satu bentuk promosi yang cukup baik dan efektif.
Bentuk promosi yang paling
tradisional adalah iklan. Iklan adalah pemasangan informasi produk di berbagai
media dan penerbitan mulai dari koran, majalah, tabloid, televisi, dan juga
radio. Iklan memang efektif menjangkau khalayak yang luas, tetapi dari sisi
biaya memang membutuhkan anggaran yang besar. Jika terasa bahwa biaya iklan di
media massa cukup besar, bisa dicoba bentuk lain yaitu dengan brosur, leaflet,
dan juga spanduk yang dipasang di sekitar wilayah di mana konsumen berada.
Dengan demikian, informasi lengkap tetap bisa didapatkan oleh target konsumen
kita.
Cara lain yang efektif
adalah melalui promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) di mana satu orang
memberikan penjelasan kepada orang lain karena merasa mendapatkan manfaat yang
baik dari produk atau jasa yang digunakan. Promosi ini sangat efektif karena
biasanya orang lebih percaya kepada apa yang dikatakan oleh saudara ataupun
teman-teman yang sudah merasakan terlebih dahulu.
Pada akhirnya, aktifitas
promosi apapun dalam perusahaan tidak bisa berjalan efektif jika secara
internal tidak memperhatikan faktor kualitas sebuah perusahaan. Dengan kualitas
produk yang baik, ditambahkan komunikasi yang mengena, maka aktifitas
perusahaan bisa berjalan dengan baik.(Galeriukm)
Kegagalan-kegagalan
Perusahaan Kecil
Hasrat seseorang untuk
meningkatkan karir sebagai Pengusaha begitu menggebu. Tetapi Hasrat/kemauan
saja ternyata tidak cukup. Kemauan harus dibarengi dengan kemampuan dan
keterampilan untuk menjalankan tugas Pengusaha. Bila tidak, kegagalanlah yang
akan dijumpai.
Sebenarnya, dalam
batas-batas tertentu, kegagalan semacam ini dapat dihindari/dikurangi. Hasil
studi menunjukan bahwa sebagian besar kegagalan bisnis yang dikelola Pengusaha
itu disebabkan oleh beberapa faktor, seperti :
Berikut
ada 7 hal yang penyebab kegagalan usaha/bisnis secara umum;
1.Kurangnya
Pemahaman Usaha dan tempat usaha
Memahami
secara kontekstual dan strategi bukan saja bagaimana produk itu mempunyai nilai
tambah dan dibuat. Namun perlunya pemahaman akan kebutuhan masyarakat akan
produk tersebut, baik secara frekuensi, kuantitas, bentuk/jenis dan
kualitasnya. Pemahaman usaha juga berkaitan terhadap sarana dan prasarana misal
lokasi usaha, info usaha, kondisi kelengkapan usaha. Misal saya ambil contoh,
seorang ibu yang pandai sekali memasak belum tentu berhasil dalam usaha rumah
makan karena bisnis tidak saja tentang pemahaman proses produksi saja. Misal
lagi, tempat usaha yang disewa ratusan juta belum tentu akan membawa
keberhasilan usaha, jika tidak mempunyai kedekatan pasar dan kemudahan akses
(akses berbasis jangkauan fisik dan teknologi). Kedekatan lokasi dengan sumber
bahan baku/sumber produksi juga menjadi bagian penting karena dapat
mengefisiensikan biaya transportasi dan produksi.
2.
Kurangnya pengalaman dan strategi pemasaran
Kewirausahaan
dalam kontek usaha masyarakat, tetap perlu ada pengalaman usaha. Kalo sekiranya
pemodal dan pemilik belum pengalaman maka belilah orang untuk dijadikan staf
atau patner usaha, baik secara aktif maupun konsultan. Pengalaman berhubungan
dengan bagaimana menjual, kepada siapa menjual, mengikat pelanggan, menangkap
reaksi pelanggan dll.
Secara
umum masyarakat perilaku kewirausahaan, mampu dan giat dalam produksi, baik
dalam usaha kerajinan, makanan, layanan
jasa dan lain-lain namun tidak mempunyai kekuatan dan metode dan konsep
pemasaran yang sistematis, ketika hari ini cukup laku maka tidak
memperhitungkan kemungkinan bulan yang akan datang bahkan tahun-tahun
mendatang. Saya coba pernah terlibat dalam penjauan beberapa UKM, rata-rata
tidak mempunyai rencana pemasaran, bahkan rencana usaha atau bisnis plan tidak
punya, sehingga rencana peningkatan usaha juga tidak bisa dijadwalkan dan
dipacu untuk dicapai.
Pemasaran
yang diterapkan masih tradisional dan rentan terhadap perebutan pelanggan oleh
pesaing. Tidak ada usaha untuk membangun loyalitas dan fanatisme. BIsakah usaha
mikro membangun fanatisme? Sangat bisa, ketika saya menambal ban kendaraan yang
bocor saya memilih satu tukang tambal ban dari 3 yang ada di sekitar saya,
karena memang kualitas alat pembakar yang menghasilan tambalan yang bagus dan
sosoknya pun yang komunikatif, menghargai dan rela mengulang dan dikritik bila kurang sempurna hasilnya.
3.
Kurangnya pemahaman dalam pengadaan dan pemeliharaan bahan baku dan sarana.
Pengadaaan
bahan baku tidak serta merta sepreti logika membeli bahan baku cabe, daging
dalam rumaha makan atau logika semen, besi dalam usaha bangunan, tetapi lebih
kepada bagaimana bahan baku diperlakukan. Banyak pebisnis yang baru membuka
usaha membeli bahan baku sebanyak mungkin namun tidak dengan pemahaman
bagaimana bahan baku dipelihara, serta pemahaman frekuensi penggunaan bahan
baku harian, mingguan dan permintaan masyarakat .Contoh lain lagi, pemahaman
sarana, banyak pengusaha dalam bidang digital printing membeli alat jutaan
bahkan ratusan juga impor, namun tidak paham bagaimana memelihara dan antisipasi
hariannya secara rutin dan strategis, sehingga keseringan rusak
menimbulkan ketergantungan teknisi dari
luar kota dan luar negeri, membuat usaha macet ketika alat rusak. Sehingga
banyak order yang di batalkan, pelanggan pun lari. Padahal ada beberapa
penyedia sarana digital printing yang
memberikan layanan garansi secara pasti sampai ke mendatangkan teknisinya dari
China sana, walau harga lebih mahal, ini semua hasil studi kasus di pebisnis
digital printing di Yogya.
4.
Kurang nya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan
Kebijakan
dalam menentukan keputusan strategi ber wirausaha hendaknya tidak mengandalkan
dari insting dan naluri saja. Namun histori dalam catatan administrasi perlu di
jadikan modal dalam menentukan keputusan. Kebijakan/Keputusan berbasisis data.
Begitu juga dalam hal keuangan, banyak kasus usaha yang dirintis tidak
mempunyai kekuatan data keuangan yang baik, sehingga pemilik tidak paham akan
pendapatan rutin bulanan, tidak bisa mengkorelasi antara pendapatan, penjualan dan
penggunaan bahan baku. Sehingga kemungkinan penyalahgunaan di tingkat bawah
bisa dijalankan tanpa diketahui.
5.
Kurangnya kehandalan pengelolaan modal dan kendali kredit
Wirausaha-wan
yang baik memahami modal tidak saja uang. Sehingga kredit yang membabi buta ke
bank-bank bukan salah satu solusi tunggal, apalagi mengambil kredit maksimal
dari plafon jaminannya, yang tidak diperhitungkan dari kebutuhan operasional.
Pengusaha mikro banyak menjadi kan kredit sebagai expansi produksi dan pra
investasi. Tidak akurasi dalam memperhitungkan kebutuhan suntikan modal dengan
kemampuan bayar bulanan dan skala likuditas nya. Likuiditasnya misal apakah
pelanggan anda selalu cash membayar atau menunda-nunda pembayaran. Dengan kata
lain, ketika anda memgajukan kredit ke bank, tentu andapun juga harus hati-hati dalam memberikan kredit
atau pending payment kepada pelanggan anda, pilah-pilah mana yang tertib dan
tidak,lali tentukan sikap skala prioritasnya.
Pemodalan
yang semu dan tidak terpisah dengan kepentingan/kebutuhan pribadi juga menjadi awal kegagalan usaha,
penarikan dana dari perusahaan/toko terlalu sering dan cepat namun tidak
memperhitungkan dengan arus pembayaran dan pendapatan perusahaan/toko/usaha.
6.
Kurangnya kehandalan SDM yang berwawasan wirausaha
Wirausahawan
yang sejati tidak serta merta menjadikan seluruh keluarganya adalan staf dari
perusahaan/toko/usahanya. Kenapa? Karena hubungan yang terlalu cair dalam
keluarga dapat menghilangkan kinerja fungsi stuktural yang seharusnya. Misal
harusnya pimpinan berhak menegur proses pengelolaan pengadaaan barang yang
sesuai standar, namun karena staf yang bertanggungjawab adalah adik ipar, maka
segan untuk menegur, dan beranggapan bahwa nanti tentu akan berubah. SDM yang
berwawasan wirausaha maka akan membentuk jiwa yang kokoh, karena beranggapan
bahwa selain dia staf namun juga sosok yang yakin bahwa dengan sukses di
bidangnya maka dia terlah berhasil sebagai wirausaha wan layaknya pemilik
usaha, walau hanya dalam area kerjanya, seakan-akan bekerja sukses juga
kepuasan pribadi dan teamwork. Sehingga staf mempunyai daya tahan terhadap
masalah yang timbul, karena beranggapan bahwa masalah adalah bagian dari proses
berwirausaha. Caranya, jangan jadikan staf anda seorang robot yang harus turut
pada perintah namun juga diberikan tantangan untuk analisa perbaikan, dan ada
reward periodik, inilah hal yang tidak dilakukan penguasana secara umum, dan
salah satu kegagalan dalam skop SDM. Memasukkan nilai kewirausahaan menyatu
dalam motivasi kerja bawahan bukan hal yang mudah, tetapi jika anda memberikan
tantangan dan standar pencapaian per unit, maka itu salah satu bentuk
pendidikannya, tinggal metode harmonisasiny antara divisi.
Kekurangan
dalam menentukan kualifikasi staf dalam rekrutmen merupakan sebagian penyebab
kegagalan dalam usaha peningkatan keberlangsungan usaha. Sehingga perencaaan
usaha yang baik selalu menyiapkan kriteria SDM masing-masing divisi baru
melakukan rekrutmen. Jangan terbalik.
7.
Kekurangan pemahaman perubahan teknologi
Dalam
awal tulisan ini disinggung masalah seorang pengusaha individu bidang Cetak
Foto Kilat, secara logika pengusaha Cetak Kilat 10 menit tadi harusnya langsung
bermigrasi ke bisnis cetak berbasis digital ketika ada perubahan teknologi
cetak foto, namun karena justru banyak keterbatasan pemahaman teknologi maka
pelarian usaha justru keluar dari bisang usaha sebelumnya. PEmahaman teknolgi
bagi SDM tidak serta merta harus berkaitan dengan computer dan internet, namun
juga berdasar kemudahan dari dampak teknologi yang ada, misal mengulek sambel
dari cobek beralih dengan blender, dari penghangat nasi dengan kompor beralih
ke magic jar. Sekarang kalo dalam bidang cetak mencetak, yang dahulunya dengan
mesin cetak warna yang mahal sekarang cukup dengan yang portable dan print
namun tetap dengan kualitas handal.
Kegagalan
usaha pemahaman teknologi ini tidak semata karena pemahaman pembelian namun
juga pemeliharaan, misal banyak data keuangan, data nasabah yang hilang karena
virus, atau ketidakmampuan staf dalam melindungi data file konsumen sehingga
ada pesaing yang bisa mengambil melalui salah satu stafnya yang hendak kena PHK
atau pindah, sehingga data-data dengan mudah digunakan oleh pesaing.
Teknologi
juga berkaitan dengan prediksi kehandalan perangkat yang digunakan saat ini
agar tetap survive dalam 5 s.d 15 tahun mendatang. serta hendaknya SDM harus
mau belajar setiap saat untuk mengikuti perkembangan teknologi.
Teknologi
juga berakitan dengan keberhasilan pemasaran baik dalam mendesain grafis,
pubklikasi profil dalam cd, membuat website atau blog gratis. Jangan berpikir
bahwa usaha kecil pun tidak perlu website, karena beberapa waktu lalu saya
mendesain sistem sebuah web untuk promosi kecil usaha jahit baju, saat ini
order dari beberapa kota hasil promosi di website sudah mulai berdatangan. Yang
penting unik, entah harga, hasil, pengguna dan nuansa.
d. Perbedaan Antara
Kewiraswastaan dan Bisnis Kecil
PERUSAHAAN
KECIL :
Ø Umumnya dikelola pemilik
Ø Struktur organisasi
sederhana
Ø Pemilik mengenal karyawan
Ø Presentase kegagalan
perusahaan tinggi
Ø Kekurangan manajer yang
ahli
Ø Modal jangka panjang sulit
diperoleh
PERUSAHAAN
BESAR :
Ø Dikelola bukan oleh
pemilik
Ø Struktur organisasi
kompleks
Ø Pemilik hanya mengenal
sedikit karyawan
Ø Presentase kegagalan
rendah
Ø Banyak ahli manajemen
Ø Modal jangka panjang
relatif mudah didapatkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar